Contoh Keimanan Nabi Muhammad
Nabi Muhammad saw., seperti halnya nabi-nabi sebelumnya, menghadapi berbagai kesukaran sepanjang hidupnya. Ia menjadi contoh terbaik bagi semua muslim akan kesabaran dan keimanannya kepada Allah. Sebuah peristiwa diceritakan dalam Al-Qur`an tentang akhlaq mulia dan keimanan Nabi Muhammad saw..
Ketika Nabi saw. meninggalkan kota Mekkah, kaum kafir membujuknya dan bermaksud
membunuhnya. Nabi beristirahat dalam sebuah gua. Dalam pencarian mereka, orang-orang kafir menghampiri gua tersebut. Dalam kondisi yang sulit itupun, Nabi saw. menasehati sahabatnya untuk tidak khawatir dan mengingatkannya untuk meyakini Allah,
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu ia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.’ Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (at-Taubah: 40)
Satu-satunya alasan mengapa Nabi saw. tidak merasa ketakutan atau tertekan saat hidupnya jelas-jelas dalam bahaya adalah karena keyakinannya pada Allah, bahwa Dia menetapkan takdir seseorang untuk maksud tertentu. Pada akhirnya, beliau sampai di Madinah dengan selamat, dan dengan demikian dimulailah babak hijrah, sebuah titik tolak sejarah Islam. HY
Kita diperintahkan shalat dengan tata cara yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat.” [HR. Bukhari]
Nabi Muhammad saw., seperti halnya nabi-nabi sebelumnya, menghadapi berbagai kesukaran sepanjang hidupnya. Ia menjadi contoh terbaik bagi semua muslim akan kesabaran dan keimanannya kepada Allah. Sebuah peristiwa diceritakan dalam Al-Qur`an tentang akhlaq mulia dan keimanan Nabi Muhammad saw..
membunuhnya. Nabi beristirahat dalam sebuah gua. Dalam pencarian mereka, orang-orang kafir menghampiri gua tersebut. Dalam kondisi yang sulit itupun, Nabi saw. menasehati sahabatnya untuk tidak khawatir dan mengingatkannya untuk meyakini Allah,
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekkah) mengeluarkannya (dari Mekkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu ia berkata kepada temannya, ‘Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita.’ Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (at-Taubah: 40)
Satu-satunya alasan mengapa Nabi saw. tidak merasa ketakutan atau tertekan saat hidupnya jelas-jelas dalam bahaya adalah karena keyakinannya pada Allah, bahwa Dia menetapkan takdir seseorang untuk maksud tertentu. Pada akhirnya, beliau sampai di Madinah dengan selamat, dan dengan demikian dimulailah babak hijrah, sebuah titik tolak sejarah Islam. HY
Kita diperintahkan shalat dengan tata cara yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat.” [HR. Bukhari]
Mau menyaksikan sulap KOIN BERPUTAR ............................. silahkan KLIK DI SINI
Mau menyaksikan sulap TALI GANDA TEMBUS LEHER ..... silahkan KLIK DI SINI
Mau menyaksikan sulap TALI PUTUS NYAMBUNG KEMBALI ......... KLIK DI SINI
Mau menyaksikan sulap pecahan 10.000 jadi 100.000 .......................... KLIK DI SINI
Untuk membaca tentang Panduan Kerja Kepala Sekolah silahkan --KLIK DI SINI--
Baca Juga artikel
No comments:
Post a Comment