Kirana Fee
Lagu pagi mengiringi senyuman mentari
Ujung cahayanya memantul pada gedung-gedung
Namun kini panas tubuhku seakan terpanggang raja hari
Dimana teduh yang dulu tempatku bergelantung?
Sanubariku rindu ketika kami bercanda riang
Bergelayut pada batang-batang yang subur
Di telinga ini masih sangat jelas terngiang
Teriak anak-anak ketika desa kami masih makmur
Suara-suara itu kini telah dipaksa bisu
Seakan kami dilipat rapih dan disimpan
Tertata baku dalam buku catatan kelabu
Hingga kami kaku, rapuh dan tertekan
Kini…wajah bumi pertiwi cemberut
Tubuh bumi pertiwi kian kalut dan semerawut
Diselimuti pekat asap menyerupai gelapnya kabut
Kamipun gagu menyaksikan alam kian carut marut
Kami hanya bisa membayangkan nanti
Haruskah derai air mata kami ?
Yang akan menumbuhkan kembali
Senyuman indah di wajah bumi pertiwi
No comments:
Post a Comment