Pengaruh Media Sosial pada Perilaku
dan Persepsi Masyarakat dengan Pendekatan Positivisme
MARNASTIAR MUNSYID
marnastiar_munsyid@student.unigal.ac.id
Kata Kunci: Media Sosial, Masyarakat, Positivisme
Abstrak
Pengaruh
media sosial terhadap perilaku dan persepsi masyarakat menjadi topik yang
semakin relevan dalam konteks global. Dengan pendekatan positivisme, penelitian
ini mengeksplorasi bagaimana media sosial memengaruhi opini publik, sikap, dan
perilaku individu serta kelompok dalam masyarakat secara positif. Media sosial
memfasilitasi penyebaran informasi cepat, memungkinkan interaksi yang belum
pernah terjadi sebelumnya, dan dapat digunakan sebagai alat untuk menyebarkan
pesan positif dan mempromosikan perubahan sosial yang baik. Namun, pengaruh media
sosial juga memiliki potensi risiko, seperti penyebaran informasi tidak akurat
dan polarisasi. Solusi untuk mengatasi permasalahan ini mencakup peningkatan
literasi media sosial di kalangan masyarakat dan peran aktif pihak terkait
dalam memerangi informasi palsu serta menciptakan lingkungan diskusi yang
sehat.
·
Pendahuluan
Media
sosial telah merevolusi cara kita untuk berkomunikasi, berinteraksi, dan
membentuk identitas diri. Dalam era di mana virtual dan nyata saling terkait,
penting untuk memahami pengaruh media sosial pada tingkat yang lebih dalam.
Pengaruh media sosial telah menjadi fokus perhatian dalam studi perilaku dan
persepsi masyarakat. Dengan pendekatan positivisme, penelitian tentang pengaruh
media sosial cenderung menekankan pada verifikasi dan pengukuran objektif.
Positivisme memberikan landasan untuk memahami dampak media sosial secara
faktual dan obyektif, serta menekankan penggunaan metode ilmiah yang tepat.
Beberapa
penelitian yang menggunakan pendekatan positivisme telah menyoroti penggunaan
media sosial di kalangan remaja dan dampaknya terhadap perilaku konsumsi serta
persepsi tentang kesehatan reproduksi. Pendekatan ini memungkinkan untuk
memahami secara lebih mendalam bagaimana media sosial memengaruhi perilaku dan
persepsi masyarakat melalui pengumpulan data yang dapat diukur dan diobservasi
secara obyektif. Dengan pendekatan positivisme, diharapkan penelitian tentang
pengaruh media sosial pada perilaku dan persepsi masyarakat dapat memberikan
pemahaman yang lebih komprehensif dan faktual, sehingga langkah-langkah yang
tepat dapat diambil untuk mengelola dampak-dampak tersebut.
·
Landasan Teori
Selama
abad ke-19, Auguste Comte adalah seorang filsuf dan sosiolog asal Prancis. Dia
menciptakan doktrin positivisme, sebuah filsafat ilmiah yang menekankan
penerapan pengukuran objektif dan metode ilmiah dalam usaha memperoleh
pengetahuan yang benar dan pasti. Comte berpendapat bahwa realitas dapat diukur
dan diamati secara objektif dengan menggunakan teknik ilmiah yang sesuai. Data
yang dikumpulkan harus dapat diukur dan diamati secara objektif sehingga
kebenarannya dapat diuji. Selain itu, positivisme mendorong penggunaan
metodologi penelitian kuantitatif. Comte berusaha menciptakan ilmu pengetahuan
yang objektif dan dapat diandalkan dengan pemikiran positivist. Akibatnya, ilmu
sosial dan humaniora, serta disiplin modern lainnya, dikembangkan berdasarkan
dasar ini.
·
Pembahasan
Pengaruh
media sosial pada perilaku dan persepsi masyarakat telah menjadi topik yang
semakin relevan dalam konteks global saat ini. Dengan pendekatan positivisme,
kita dapat memeriksa bagaimana media sosial mempengaruhi perilaku dan persepsi
masyarakat secara positif. Dalam pembahasan ini, kita akan mengeksplorasi
bagaimana media sosial dapat memengaruhi opini publik, sikap, dan perilaku
individu serta kelompok dalam masyarakat. Kami juga akan melihat bagaimana
media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk menyebarkan informasi positif
dan mempromosikan perubahan sosial yang baik.Pengaruh media sosial pada opini
publik dan perilaku masyarakat dapat dilihat melalui berbagai cara. Pertama,
media sosial memiliki kemampuan untuk menyebarkan informasi dengan cepat dan
luas. Melalui platform seperti Facebook, Twitter, dan Instagram, informasi
dapat dengan mudah disebarkan kepada jutaan orang dalam hitungan detik. Hal ini
dapat memengaruhi bagaimana masyarakat memandang suatu isu atau peristiwa
tertentu. Misalnya, ketika sebuah isu sosial atau politik menjadi viral di
media sosial, hal tersebut dapat mempengaruhi opini publik dan memicu perubahan
perilaku atau tindakan kolektif.
Selain
itu, media sosial juga memungkinkan interaksi antara individu dan kelompok
dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Melalui komentar, pesan
pribadi, atau forum diskusi online, masyarakat dapat berpartisipasi dalam
pembicaraan yang lebih luas tentang berbagai topik. Hal ini dapat memengaruhi
bagaimana individu membentuk opini mereka sendiri dan mempengaruhi sikap serta
perilaku mereka terhadap suatu isu atau peristiwa. Dalam konteks positivisme, kita
juga perlu mempertimbangkan bagaimana media sosial dapat digunakan sebagai alat
untuk menyebarkan informasi positif dan mempromosikan perubahan sosial yang
baik.
Media
sosial memiliki kekuatan untuk membentuk sikap dan perilaku masyarakat dalam
beberapa cara. Pertama-tama, itu memungkinkan orang berinteraksi dengan mereka
yang sependapat, yang memperkuat dan memperluas perspektif mereka terhadap
suatu masalah atau subjek tertentu. Interaksi media sosial antara individu dan
kelompok memiliki kekuatan untuk membentuk keyakinan dan kebiasaan masyarakat
dengan memengaruhi mereka yang berada di sekitarnya. Selain itu, media sosial
memungkinkan informasi tersebar dengan cepat dan luas. Viralitas media sosial
terhadap suatu masalah atau peristiwa memiliki kekuatan untuk memengaruhi opini
publik, mengubah perilaku individu, dan memicu kegiatan kelompok. Orang dapat
melakukan percakapan dan perdebatan langsung di media sosial, yang membentuk
pendapat mereka tentang suatu subjek atau peristiwa tertentu..
Pengaruh
media sosial pada opini publik juga dapat dilihat dari kemampuannya untuk
mempengaruhi tindakan masyarakat. Media sosial memiliki pengaruh yang kuat
dalam kehidupan politik dan mampu melewati batas wilayah, kelompok umur, jenis
kelamin, dan status sosial-ekonomi. Dengan demikian, media sosial dapat
memengaruhi perilaku politik dan sikap masyarakat terhadap berbagai isu
politik. Dalam konteks positivisme, media sosial juga dapat digunakan sebagai
alat untuk menyebarkan informasi positif dan mempromosikan perubahan sosial
yang baik. Media sosial dapat digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan
inspiratif, kampanye sosial, dan informasi-informasi yang dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat akan isu-isu penting seperti lingkungan, kesehatan, dan
keadilan sosial.Dengan demikian, media sosial memiliki pengaruh yang signifikan
dalam membentuk perilaku penggunanya.
·
Inti Permasalahan
Inti
permasalahan dari pengaruh media sosial terhadap perilaku dan persepsi
masyarakat adalah bahwa media sosial memiliki kemampuan untuk mempengaruhi
opini publik, sikap, dan perilaku individu serta kelompok dalam masyarakat.
Media sosial dapat digunakan sebagai alat untuk menyebarkan informasi dengan
cepat dan luas, memungkinkan interaksi antara individu dan kelompok, serta
mempengaruhi tindakan masyarakat. Namun, pengaruh ini juga dapat dimanfaatkan
untuk menyebarkan informasi yang tidak akurat, memicu polarisasi, dan bahkan
digunakan sebagai alat propaganda oleh pihak-pihak tertentu.
Salah
satu solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan meningkatkan
literasi media sosial di kalangan masyarakat. Pendidikan mengenai cara memilah
informasi, memahami sumber informasi, dan mengembangkan sikap kritis terhadap
konten media sosial dapat membantu individu untuk lebih bijak dalam mengonsumsi
informasi yang mereka temui di media sosial. Selain itu, pihak-pihak terkait,
termasuk platform media sosial itu sendiri, juga perlu berperan aktif dalam
memerangi penyebaran informasi palsu, mempromosikan konten yang positif, dan
menciptakan lingkungan yang mendukung diskusi yang sehat dan beradab.
·
Kesimpulan
Kesimpulan
mengenai efek media sosial terhadap masyarakat dan perilaku serta persepsi
adalah bahwa media sosial secara signifikan membentuk opini publik, sikap, dan
perilaku individu serta kelompok dalam masyarakat. Media sosial telah menjadi
alat yang sangat efektif dalam situasi global saat ini karena dapat dengan
cepat menyebarkan informasi, memfasilitasi komunikasi antarindividu, dan
memengaruhi tindakan kolektif.Namun, tantangan muncul karena media sosial juga
dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang tidak akurat, memicu
polarisasi, dan menjadi alat propaganda. Solusi untuk mengatasi masalah ini
melibatkan peningkatan literasi media sosial masyarakat. Pendidikan yang
membantu individu membedakan informasi, memahami sumber informasi, dan
mengembangkan sikap kritis terhadap konten media sosial dapat membantu
menciptakan pengguna yang lebih cerdas. Selain itu, partisipasi aktif dari
pihak terkait, termasuk platform media sosial, dalam memerangi informasi palsu,
mempromosikan konten positif, dan menciptakan lingkungan diskusi yang sehat
juga sangat penting. Dengan demikian, langkah-langkah bersama ini dapat
membentuk penggunaan media sosial yang lebih positif dan memiliki dampak positif
pada masyarakat secara keseluruhan.
Daftar Pustaka
Mubarok,
Paradigma Positivisme Dan Pospositivisme Dalam Kebaharuan Penelitian Arsitektur
Dan Perkotaan,Jurnal Arsitektur, Vol. 13 No. 1, 11-21, 2023, diakses pada 31
Desember
Ritzer,
George. 1996. Modern Sociology Theory. McGraw-Hills Companies, Inc., New York.
[Suyati,Rozikin,Pengaruh
Media Sosial dan Efikasi Diri terhadap Perilaku Konsumsi Siswa SMAN 3 Palangka
Raya, Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha,Vol. 15 No. 1 (2023)
Hamid,
Pengaruh Media Massa Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat, Journal of Social
Sciences and Humanities,(2016)
Triyaningsih,Efek
Pemberitaan Media Massa Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Virus
Corona,Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah 1 (1), 1-13, 2020.
Arrozi,Komunikasi
Anti Hoax: Upaya LDNU dalam Membangun Persepsi Masyarakat untuk Mencegah Berita
Hoax Melalui Media Massa,Al-Hikmah Media Dakwah, Komunikasi, Sosial dan
Kebudayaan 12 (2), 129-140, 2021
Tanpa melibatkan RASA, pemahaman kemengertian hidup ini TUMPUL.
Kita diberi telinga DUA untuk membantu menentukan sikap setelah mendengar dari arah KIRI dan KANAN
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat.” [HR. Bukhari]
Namun demikian tetap jangan lupa (saling mengingatkan) “Apabila hidupmu terasa hampa dan tidak teratur, maka mulailah dengan memperbaiki cara shalatmu dan waktu shalatmu”
Youtube torototheong channel (Uju Gunawan) Klik DISINI
Toko Online : tokopedia cemerlang 125
informasi pendidikan dan hiburan https://ujugunawan.blogspot.com/
Konsultasi Laporan PTK, PTS, Adm Pembelajaran Konsultasi dan pemesanan Administrasi Pembelajaran Klik chat WA
Begitu Indah KLIK DI SINI
Tokopedia Uju Gunawan KLIK DI SINI
Lazada Uju Gunawan KLIK DI SINI
No comments:
Post a Comment