torototheong

Media Berbagi Semoga ada Manfaatnya ...

Breaking

Saturday, 2 November 2019

Cerpen : Hilangnya Sebuah Bayangan

Cerpen :
Hilangnya Sebuah Bayangan

( Emay Kusmayati, S.Pd.)

Alhamdulillah tak henti-hentinya aku bersyukur kepada Tuhan karena aku sudah diterima bekerja di PTDI pada tahun 1981.
Pada tahun 1990 aku mempersunting seorang gadis yang tentunya sangat aku cintai, dia Santi yang berwajah mirip orang Arab. Aku menikah pada usia 31 tahun, usia yang sudah cukup matang, otomatis aku pun diberi cuti nikah oleh perusahaan. Ketika masuk kerja kembali, ada seorang karyawan baru, seorang gadis jawa, Lia namanya. Banyak laki-laki yang naksir padanya bahkan tanpa sepengetahuan Lia, fotonya dibesarkan dipajang di kamar seorang karyawan laki-laki, setelah Lia mengetahui dan melihatnya, dia merasa kaget.
Lia sama sekali tidak tertarik kepada mereka tapi Lia malah tertarik olehku. Supaya dia tidak menaksirku, aku mengaku sudah berusia 41 tahun, tapi tetap saja dia menempel terus. Tatkala aku ikut kursus diapun ikut kursus dan selalu ingin bersama kemana aku pergi.


Walaupun Lia menyukaiku tapi aku tidak memperdulikannya, aku menganggap Lia sebagai teman.
Setelah menikah, beberapa bulan kemudian aku tinggal bersama mertua kemudian ngontrak.
Pada tahun 1992 lahir anak pertamaku. Aku sering ke rumah kak Mirna, kakak istriku. Aku ke rumahnya bila ada keperluan. Bila aku ke rumah kak Mirna, dia terlihat seperti menyukaiku, dia selalu centil didepanku, menarik perhatianku dengan berpakaian seksi, membiarkan kancing bajunya terbuka, meski dalam hati kecilku menyukainya tapi aku tidak memperlihatkannya, ketika itu istriku sedang mengandung anak yang kedua makanya ketika lahir wajahnya mirip dengan kak Mirna.
Akupun tanpa sepengetahuan istriku berfoto dengan kak Mirna dan anak keduaku. Foto itu aku sembunyikan di lemari tapi ketahuan oleh istriku, dia marah dan fotonya dibuang.
Aku pun mencetak lagi kemudian disimpan di lemari dan kembali ketahuan juga, dia marah besar, sejak itu aku tidak berani lagi mencetak foto untuk yang ketiga kalinya. Bila aku rindu kak Mirna, aku langsung telepon dengan pura-pura menanyakan sesuatu padahal aku hanya ingin mendengarkan suaranya.
Sekarang aku sudah tidak tertarik lagi oleh kak Mirna karena sudah tua.
Pada tahun 2003 aku keluar dari PTDI dan pada tahun 2007 bekerja disebuah perusahaan, managernya masih gadis, dia orang Bali namanya Wina.
Teman-temanku iseng mereka bilang pada Wina bahwa aku menyukainya kontan saja dia meresponnya padahal aku tidak  tahu apa-apa.
Sebenarnya akupun suka tapi hanya dalam hati saja.
Wina orangnya galak kepada siapapun tapi tidak demikian kepadaku, dia sangat baik dan perhatian.
Pukul setengan 6 Wina  sudah masuk, dia selalu menungguku di pintu masuk.
“Hallo pak Susu,” dia selalu menyapaku seperti itu, padahal namaku Cucu.
Pada suatu hari, Reni salah satu karyawati ditempatku bekerja, datang-datang langsung memegang lenganku, Wina melihatku terus, dia cemberut mungkin karena cemburu dan Reni pun langsung dikeluarkan dari perusahaan itu.
Biasanya Wina Sabtu Minggu pulang ke kampung halamannya tapi semenjak menyukaiku, Wina tidak pernah pulang.
Ketika aku tidak masuk kerja, Wina katanya terlihat lesu dan pulang jam 10.00.
Pada suatu hari ketika aku mau shalat duha dilantai 3 Wina langsung menyusulku lari dari lantai 1 ke lantai 3, disangkanya aku sendiri padahal dengan teman, Wina ditanya oleh Bang Beni, katanya mencari kunci padahal itu hanya alasan, Wina dengan tergesa-gesa turun lagi, tampaknya dia kecewa.
“Oh, ibu. Ada apa ya?” tanya bang Beni
“Mau cari kunci,” jawab Wina terlihat gugup.
“Oh..ya. aku kira ibu ada perlu.” Kata bang Beni lagi.
“Tidak, aku hanya mencari kunci saja,” jawabnya sambil turun ke lantai bawah.
Pada waktu aku menyanyi lagu kekasih gelapku di rumah, anakku menyeletuk.
“Bapak nyanyi-nyanyi terus, punya pacar lagi, ya?
“Oh, tidak Bapak hanya nyanyi-nyanyi saja,” jawabku singkat.
Untung anakku tidak bertanya lebih dalam lagi.
Selama bulan puasa aku istiharah. Setelah lebaran dua minggu berturut-turut aku ke mesjid, pada jam dua belas malam aku memutuskan, sekarang saatnya aku harus mengundurkan diri.
“Tuhan, mungkin inilah jalan terbaik untukku. Aku harus keluar dari perusahaan ini, supaya aku terlepas dari godaan-godaan yang mulai merasuki kehidupanku. Aku ingin menyelamatkan keluarga, “Aku bergumam sendiri di tengah keheningan malam ketika orang-orang sedang bermimpi indah.
Dengan tekad yang bulat, aku sms ke manager.
Mulai saat ini aku mengundurkan diri, aku tidak mau lagi bekerja di perusahaan ini.
Dua minggu ijazahku ditahan tidak diberikan maksudnya supaya langsung diambil olehku tapi permintaannya tidak kupenuhi.
Akhirnya ijazahku diberikan juga melalui temanku.
Aku resmi keluar dari perusahaan itu pada bulan September, aku hanya  bekerja selama tiga bulan.
Ketika aku mengantar anak ke sekolah, aku bertemu dengan teman, dia memberitahukan bahwa Wina telah pindah ke Makasar pada bulan Januari.
Pas satu tahun keluar dari perusahaan, aku bermimpi Wina sudah memakai jilbab, padahal yang kutahu Wina seorang Kristiani.
Wina selalu terbayang olehku, meski aku sedang melaksanakan ibadah shalat.
Hilangnya bayangan Wina setelah aku membayangkan putraku yang ke tiga atau yang paling kecil sambil ku peluk erat-erat.
Terima kasih Tuhan, akhirnya aku telah terlepas dari belenggu bayangan Wina, terima kasih engkau telah meluruskankku dengan segala kasih-Mu sehingga kini aku telah hidup tenang tanpa suatu bayangan.

Cisaga, 10 Desember 2013

====

Kita diperintahkan shalat dengan tata cara yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat.” [HR. Bukhari]


Apabila ada yang salah "Mohon Maaf" mudah-mudahan berkenan mengoreksinya ...


Baca Juga  artikel -----

No comments:

Tetap Jaga Protokol Kesehatan