torototheong

Media Berbagi Semoga ada Manfaatnya ...

Breaking

Saturday 12 October 2019

Bertemu Teman Lama

Bertemu Teman Lama

( Emay Kusmayati, S.Pd.)

Kalau dipikir lucu juga, bayangkan saja aku sudah lama sering teleponan dan SMS-an dengan Wandi, orang yang tak ku kenal sama sekali meskipun Wandi teman satu SD waktu dulu. Aku tidak ingat sama sekali nama dan wajahnya sedangkan wandi ingat tentang nama dan wajahku. Aku berusaha mengingat nama dan wajah teman satu kelasku satu persatu tapi memoriku tentang Wandi tak pernah muncul.
Aku diberi tahu nomor Wandi dari teman se-SD yang aku kenal. Pada suatu saat aku mencoba menghubunginya, aku telpon Wandi.
 “Assalamu’alaikum, ini Wandi..ya?” tanyaku.
“Waalaikum’salam, iya benar aku Wandi. Ini dengan siapa ya? “ Wandi balik bertanya.
“Ini dengan aku, Leni, temansatu kelas di SD, ingat tidak?”
“Oh...ya....ya, aku ingat, dari siapa tahu no HP aku?
“Dari teman satu SD”, jawabku.
“Kalau Leni ingat tidak denganku?” tanya Wandi


“Sama sekali aku tidak ingat apa-apa tentang kamu, aku diberi tahu oleh teman bahwa ada nama Wandi satu kelas dengaku, apakah kita mungkin akan bertemu, Wandi?” tanyaku.
“Ya.. ya. Aku yakin pada suatu saat kita akan bertemu”, jawabnya.
Sejak itu aku sering teleponan dan SMS-an dengan Wandi, ciri khas Wandi orangnya mudah tertawa, Wandi sering curhat padaku tentang keluarganya, tentang almarhum istrinya, tentang istrinya yang sekarang, juga tentang anak-anaknya. Aku seringmemberikan masukan pada Wandi, bertukar pikiran tentang kehidupan.
Aku ingin sekali bertemu dengan Wandi, aku penasaran yang mana orangnya. Sebenarnya ada beberapa orang lagi teman satu kelas yang tidak aku ingat sama sekali tapi aku tidak bisa menghubungi mereka. Mungkin jarak yang cukup jauh, aku belum sempat bertemu terutama Wandi yang sudah akrab dengaku meski via telepon. Setelah aku duduk di bangku kelas 1 SMP, aku langsung pindah ke kampung halamanku bersama keluarga sejak tahun 1972, jadi sudah puluhan tahun aku berpisah.
Ketika aku berkunjungke rumah Tomi, anakku. Tidak kuduga aku bertemu Wandi. Tomi dan Wandi memang satu kota satu kabupaten.
Ketika aku berniat menjenguk Hendra teman satu SD yang sakit, kebetulan sedang berobat keluar, dia tidak ada di rumah, jadi aku tidak bisa bertemu dengannya.
Secara iseng aku telepon Wandi, kebetulan dia sedang di luar rumah memperbaiki mobil di bengkel, tadinya aku takut kalau Wandi sedang sibuk, ternyata tidak, bahkan Wandi akan menemuiku.
Aku menunggu Wandi tepat di depan SD, tempat sekolahku dulu, dekat rumah Hendra.
Aku berdiri menunggu Wandi yang sama sekali tidak aku kenal wajahnya.
Tiba-tiba ada seseorang yang langsung menghampiriku, aku hanya mengira-ngira, mungkin ini Wandi pikirku.
“Ini Wandi..ya, ini Wandi...ya?” tanyaku dengan bengong.
“Iya...aku Wandi”, jawabnya
“Kalau Wandi sudah kenal aku..ya? sedangkan aku tidak kenal Wandi, aku hanya mengira-nginra”, lanjutku.
“Ya...kalau aku sudah tahu, pasti ini Leni.”
“Wandi, aku masih gemuk seperti dulu, ya?” tanyaku menyelidik.
“Iya...” jawab Wandi sambil tersenyum.
“Kapan kamu kesini?”
“Kemarin hari Jum’at.” Jawabku
“Wandi tadinya aku mau menjenguk Hendra tapi dia sedang berobat keluar, ya... aku telepon kamu saja,”
“Kebetulan aku sedang di bengkel memperbaiki mobil. Kita mengobrol di warung saja..ya! jangan di pinggir jalan.” Ajak Wandi.
Aku mengobrol dengan Wandi di warung nasi di depan SD.
Aku pernah bilang di telepon, kalau aku bertemu langsung dengan Wandi mungkin aku tidak akan banyak bicara karena malu, aku bicara akrab hanya lewat telepon saja, tapi setelah bertemu langsung, dugaanku meleset. Aku mengobrol dengan Wandi tidak canggung seperti di telepon saja. Aku juga kaget tidak seperti biasanya. Padahal bila aku bertemu dengan teman satu SD selain Wandi, walau sudah beberapa kali bertemu, aku tetapcanggung dan malu tapi tidak demikian dengan Wandi. Kenapa...ya? aku juga heran. Mungkin karena sudah akrab lewat telepon, Wandi curhat tentang kehidupannya. Seperti biasa dalam pertemuan itu Wandi berbicara tentang kehidupan.
Wandi bercerita, di usianya yang ke 50 ini, justru sedang banyak-banyaknya godaan terutama dari teman lama satu SMP, tentu saja dalam hal ini teman perempuan.
“Leni, beberapa minggu yang lalu, aku di telepon oleh teman waktu di SMP, dia mengajak aku untuk ketemuan padahal dia bersuami, aku jadi bingung,” katanya
“Wandi, itu godaan, kita harus bertahan, kita sudah tua, tinggal memperhatikan anak dan cucu, mau apa lagi,” kataku.
“Kapan lagi kita mau memperbaiki diri kalau tidak dimulai dari sekarang, kita kan sudah berkeluarga,” lanjutku.
“Bagaimana sekarang sikap istri kamu? Apakah seperti dulu?”
“Iya..sikapnya sampai sekarang tidak berubah, sama seperti dulu. Manusia itu tidak ada yang sempurna. Pasti ada kekurangan dan kelebihannya.” Kata Wandi.
Wandi banyak bercerita tentang yang lainnya.
Kemudian Wandi mengeluarkan foto almarhum istrinya, aku disuruh menebak sifatnya.
Aku mengambilnya kemudian wajahnya aku perhatikan.
“Wandi menurutku, sifatnya tegas tapi bijaksana, benar tidak?” tanyaku
“Iya...tepat sekali”. Jawabnya.
Kemudian dia mengeluarkan lagi foto istrinya yang sekarang, dia menyuruhku untuk menebaknya kembali.



“Orangnya seperti baik hati, tapi sebenarnya dia sulit dikendalikan, dia sulit diluruskan, jadi kalau dalam basa Sunda disebut nyolong bade, tapi itu menurut perkiraanku, aku tidak tahu apakah itu benar atau tidak,” kataku kepada Wandi.
“Tepat sekali, memang sifatnya persis seperti itu, sukar diluruskan.” Wandi mengiyakan.
Kemudian Wandi mengeluarkan foto terakhir dari dompetnya, ternyata itu foto dirinya.
“Coba tebak yang ini bagaimana sifatnya?”
“Nanti dulu, aku harus memanggil ki Joko Bodo,” selorohku pada Wandi sambil memegang keningku. Aku perhatikan foto Wandi agak lama.
“Menurutku kamu orangnya baik tidak mudah marah dan selalu bimbang atau tidak ada ketegasan dalam mengambil keputusan. Dalam memutuskan sesuatu selalu penuh dengan petimbangan jadi tidak bisa memutuskan sesuatu secara tegas. Benar tidak?” tanyaku.
“Tepat sekali, memang dalam memutuskan sesuatu aku selalu penuh dengan pertimbangan.” Katanya.
Sekarang giliranku yang bengong, aku tidak percaya kenapa tebakanku semuanya tepat, dengan melihat foto. Aku juga bingung.
Aku bercerita pada Wandi bahwa aku pernah menebak beberapa orang yang aku kenal waktu di SD dulu dengan memperhatikan wajahnya, kebetulan tebakanku tidak meleset.
“Ah.... ini mungkin hanya kebetulan saja,” kataku kepada Wandi.
Tidak lama kemudian ada telepon masuk ke HP ku, ternyata dari anakku, katanya sebentar lagi akan dijemput karena dia sudah selesai berbelanja di pasar.
Aku pun bersiap-siap untuk pulang.
Aku merasa senang bisa bertemu dengan teman lama yang selama ini tidak aku kenalsama sekali, mudah-mudahan untuk yang akan datang, kami dapat berbagi pengalaman tentunya yang positif untuk kehidupan yang lebih baik.
Aamiin...


Cisaga, 9 November 2013

================

Kita diperintahkan shalat dengan tata cara yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihatku shalat.” [HR. Bukhari]

Untuk Cek NISN, NPSN, NUPTK dan NUKS -klik pada gambar di bawah ...


Apabila ada yang salah "Mohon Maaf" mudah-mudahan berkenan mengoreksinya ...


Baca Juga  artikel ...


No comments:

Tetap Jaga Protokol Kesehatan