Mengapa Ponpes Al Zaytun Menimbulkan Kontroversi ?
Belakangan ini ada beberapa ajaran di Ponpes Al Zaytun yang diduga sesat dan menimbulkan kontroversi. Perlu diketahui bahwa arah dan tujuan pembelajaran di Al Zaytun berkaitan dengan syariat Islam. Dikutip dari laman resmi Al Zaytun, disebutkan bahwa ponpes ini mengajarkan "pengembangan budaya toleransi dan perdamaian menuju masyarakat sehat, cerdas, dan manusiawi." Sayangnya, alih-alih menerapkan ajaran Islam sesuai Al-Quran, ponpes ini dinilai mengajarkan ajaran yang menyimpang dari Islam. Akibatnya, banyak masyarakat yang resah dengan keberadaan ponpes ini dan meminta ponpes untuk menghentikan seluruh kegiatannya.
Berikut isi ajaran ponpes Al Zaytun yang (diduga) dinilai sesat dan kontroversial:
1. Mencampur shaf salat jemaah pria dan wanita Dikutip dari Antara, Ponpes Al Zaytun diduga mengajarkan santrinya untuk mencampur shaf salat antara jemaah pria dan wanita. Artinya, jemaah pria dan wanita berdiri sejajar di satu shaf yang sama saat salat. Selain itu, jarak antar shaf salat di ponpes ini jauh dan lebar. Padahal, dalam ajaran Islam mencampur shaf antara pria dan wanita saat salat tidak dibenarkan. Islam juga mengajarkan bahwa shaf antar jamaah juga sebaiknya tidak berjarak dan saling menempel antar mata kaki.
2. Meragukan kebenaran Al-Quran Pemilik Al Zaytun, Panji Gumilang pernah mengungkapkan pendapat kontroversial dalam kotbahnya terkait kitab suci umat muslim, Al-Quran. Menurutnya, Al-Quran bukan ucapan Allah SWT, melainkan karangan Nabi Muhammad SAW dari mendapat wahyu. Ia juga menyebut bahwa penggalan ayat Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 2 yang menyebut "Kitab (Al-Quran) tiada terdapat keraguan di dalamnya sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa," dikatakan sendiri oleh Nabi Muhammad.
3. Dosa santri hilang jika setor uang ke majelis Ajaran Ponpes Al Zaytun lainnya yang dinilai sesat adalah menghilangkan dosa dengan uang. Para petinggi Al-Zaytun memperbolehkan santrinya melakukan zina dengan syarat membayar uang Rp. 2 juta kepada majelis untuk menghilangkan dosa. Ajaran ini tidak dibenarkan dalam Islam yang mana dosa berzina tidak bisa dihilangkan lewat membayar sejumlah uang.
4. Muadzin tidak menghadap ke kiblat saat salat Beredar video di media sosial yang menunjukkan bahwa muadzin Al Zaytun tidak menghadap kiblat saat mengumandangkan azan dan iqomah. Muadzin di Ponpes Al Zaytun mengumandangkan azan ke arah para santri. Selain itu, cara muadzin Al Zaytun mengumandangkan azan dengan cara teriak-teriak diselingi dengan gerakan tangan seperti sedang berpidato.
5. Mengubah rukun Islam tentang haji Kontroversi lainnya terkait ajaral Al Zaytun adalah dugaan mengubah rukun Islam kelima tentang Naik Haji. Masih dikutip dari Antara, Pondok Al Zaytun mengajarkan kepada para santri tidak perlu pergi ke Mekkah untuk naik haji. Mereka disebut bisa melakukan ibadah haji dengan melakukan tawaf ke sekeliling ponpes seluas 1.200 hektare itu. Ini tidak sesuai dengan syariat Islam yang mengharuskan haji dilakukan dengan mengelilingi Kabah yang menjadi patokan arah salat umat muslim.
6. Mengajarkan lagu dan salam Yahudi Santri di Ponpes Al Zaytun juga diajarkan untuk menyanyikan lagu dan salam agama Yahudi. Ini terlihat dari sejumlah bukti video yang tersebar di media sosial. Pada salah satu video yang viral, Panji Gumilang terlihat berdiri di atas podium di sebuah acara dan mengajak jamaah mengucapkan salam agama Yahudi, yaitu Havenu Shalom Aleichem. Selain itu, dalam video berbeda tampak sejumlah santri yang menyanyikan lagu "Havenu Shalom Aleichem." Lagu tersebut merupakan lagu religi umat Yahudi.
Sejauh ini keadaannya sedang dalam proses "tabayyun" semoga memberikan hasil terbaik untuk Indonesia.
Jika ada masukan, tambahan info dan saran, silahkan tulis di kolom komentar, terima kasih.
No comments:
Post a Comment