FITNAH DUHAIMA’
Hitam, gelap, dan pekat adalah deskripsi utama dari fitnah Duhaima’. Dengan demikian, fitnah Duhaima’ adalah fitnah gelap alias hitam yang paling berbahaya sebagai persiapan menjelang kemunculan Dajjal.
Dikatakan demikian karena fitnah Duhaima’ merupakan rangkaian akhir dari keburukan, dan berdasarkan sifatnya, fitnah inilah yang paling dekat dengan fitnah Dajjal ketika dilirik dari sifat-sifatnya. Adapun sifat fitnah Duhaima’ yang dimaksud yakni:
Fitnah yang Bersifat Umum
Fitnah ini menerpa seluruh kaum muslimin sehingga tiap-tiap dari mereka bakal merasakan panas dari apinya sebagaimana kalam Nabi SAW:
“Tidak menyisakan seorang pun dari umat ini kecuali fitnah ini menamparnya dengan sebenar-benarnya tamparan.”
Fitnah yang Tetap Aktual dan Terus Terjadi Berkepanjangan
Fitnah Duhaima’ terjadi dalam rentang waktu yang lama sehingga tak dapat diukur maupun dibayangkan kapan waktu berakhirnya.
Bahkan, setiap kali seseorang membayangkan bahwa fitnah ini sudah reda karena kedahsyatannya yang berkurang, tetap saja bakal muncul fitnah alias keburukan yang lebih segar, lebih kompleks, juga lebih dahsyat daripada fitnah sebelumnya. Sabda Nabi SAW:
"Ketika dikatakan, “Fitnah ini sudah selesai” maka fitnah ini terus saja terjadi berkepanjangan."
Fitnah Akurat, Berkisah Tentang Syahwat dan Syubhat
Fitnah Duhaima’ ialah fitnah hitam dan pekat yang dikelilingi oleh setan manusia dan setan jin. Pasukan keburukan ini menggunakan semua jerat syahwat sembari menebarkan syubhat.
Sungguh mengerikan! Fitnah Duhaima’ amat berat karena bakal mendegradasi kemurnian hati serta memengaruhi mindset umat terhadap sebuah fakta di sebalik peristiwa. Ditambah lagi dengan semakin menguatnya teknologi dan media selaku penyebar informasi.
Maka darinya seirama dengan kalam Nabi Muhammad:
“Sesungguhnya sebagian dari penjelasan itu adalah sihir.”
Adalah hati yang disihir dengan segenap kalimat verbal melalui media informasi demi menghasut perasaan manusia untuk memandang kebenaran sebagai kebatilan dan melirik kebatilan sebagai kebenaran sebagaimana lanjutan kalam Nabi SAW:
“Di saat fitnah itu terjadi, seseorang memasuki waktu pagi sebagai orang yang beriman, tetapi memasuk waktu sore sebagai orang kafir."
Fitnah sebagai Penyaring dan Pemisahan
Sejatinya fitnah Duhaima’ tiada akan berakhir kecuali setelah mayoritas umat disaring maupun dipisah.
Maksudnya, akan ada sebagian dari kelompok manusia yang semakin tertelan dengan keraguan di dalam hatinya, serta sedikit dari kelompok mereka yang imannya tetap dalam keteguhan.
Alhasil, berbahagialah mereka yang teguh karena keteguhan tersebut akan semakin meningkatkan keikhlasan beribadah kepada Allah SWT.
Pemisahan yang dimaksud adalah terpisah total antara kaum munafik dan kelompok yang beriman seutuhnya sebagaimana lanjutan kalam Nabi:
“Sampai manusia menjadi dua kelompok, kelompok iman yang tiada kemunafikan padanya dan kelompok munafik yang tiada iman padanya.”
Hadis di atas menegaskan bahwa sebelum berakhirnya fitnah Duhaima’, belum bisa dibedakan mana kelompok munafik dan mana kelompok manusia yang teguh dalam iman. Hal tersebut dikarenakan keadaan manusia yang berubah-ubah.
Sebagai fitnah jelang kedatangan Dajjal, maka fitnah Duhaima’ adalah keburukan yang paling dekat ketika disandarkan dari sifat maupun waktunya. Hal tersebut ditandai dengan penutup hadis riwayat Abu Dawud (6173):
“Apabila seperti itu keadaan kalian maka tunggulah Dajjal, pada hari itu atau esok harinya.”
Sifat krusial dari fitnah Dajjal adalah dia memiliki kemampuan yang luar biasa, pengaruh yang menggemparkan, dominasi atas seluruh belahan dunia, hingga sifat ketuhanan yang parah. Intinya, kemampuan Dajjal di zaman itu tidak tertandingi.
Pada masa itu pulalah syubhat semakin tersebar dan merajalela serta menghimpit siapa saja yang membantu mereka. Boikot akan terus terjadi baik secara ekonomi maupun bidang lainnya hingga menjadikan negara gersang, tandus, serta terus tertimpa bencana.
Nauzubillahi min dzalik Berlindung kita kepada Allah dari fitnah Dajjal. Wallahua’lam bissawab.
dari Chat WA
No comments:
Post a Comment