torototheong

Media Berbagi Semoga ada Manfaatnya ...

Breaking

Monday 30 September 2019

Analisis Butir Soal

Analisis Butir Soal

Analisis soal dilakukan untuk mengetahui berfungsi atau tidaknya sebuah soal. Analisis pada umumnya dilakukan melalui dua cara, yaitu analisis kualitatif (qualitatif control) dan analisis kuantitatif (quantitatif control).

1. Analisis Butir Soal Secara Kualitatif
Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap). Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan atau diujikan. Aspek yang diperhatikan dalam penelaahan secara kualitatif mencakup aspek materi, konstruksi, bahasa atau budaya, dan kunci jawaban.
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk menganalisis butir soal secara kualitatif, yaitu teknik moderator dan teknik panel. Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang didalamnya terdapat satu orang sebagai penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli.


Sedangkan teknik panel adalah teknik menelaah butir soal berdasarkan kaidah penulisan butir soal. Kaidah itu diantaranya adalah materi, kontruksi, bahasa atau budaya, kebenaran kunci jawaban. Caranya beberapa penelaah diberikan beberapa butir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan pedoman penelaahan.
Dalam menganalisis butir soal secara kualitatif penggunaan format penelaahan soal akan membantu dan mempermudah prosedur pelaksanaannya. Format penelaahan soal digunakan sebagai dasar untuk menganalisis setiap butir soal.

2. Analisis Butir Soal Secara Kuantitatif
Penelaahan soal secara kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan pada bukti empirik. Salah satu tujuan utama pengujian butir-butir soal secara emperik adalah untuk mengetahui sejauh mana masing-masing butir soal membedakan antara mereka yang tinggi kemampuannya dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria dari mereka yang rendah kemampuannya.
Data empirik ini diperoleh dari soal yang telah diujikan. Ada dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif yaitu pendekatan secara klasik dan modern.
Analisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta tes guna meningkatkan mutu butir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik. Pada teori tes klasik, analisis item tes dilakukan dengan memperhitungkan kedudukan item dalam suatu kelas atau kelompok. Karakteristik atau kualitas item sangat tergantung pada kelompok dimana diujicobakan sehingga kualitas item terikat pada sampel responden atau peserta tes yang memberikan respons(sample bounded).
Ada beberapa kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah murah, sederhana, familiar, dapat dilaksanakan sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer dan dapat menggunakan beberapa data dari peserta tes.
Analisis butir soal secara modern adalah penelaahan butir soal dengan menggunakan teori respon butir atau item response theory. Teori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu butir dengan kemampuan siswa.
Teori ini muncul karena adanya beberapa keterbatasan pada analisis secara klasik, yaitu:
a. Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah true score. Artinya, jika suatu tes sulit maka tingkat kemampuan peserta tes akan rendah.sebaiknya, jika suatu tes mudah maka tingkat kemampuan peserta tes tinggi.
b. Tingkat kesukaran butir soal didefinisikan sebagai proporsi peserta tes yang menjawab benar. Mudah atau sulitnya butir soal tergantung pada kemampuan peserta tes.
c. Daya pembeda, reliabilitas, dan validitas tes tergantung pada kondisi peserta tes.
C.      Parameter Item Tes yang Baik
Sebagaimana telah disebut sebelumnya, bahwa item tes yang baik adalah item yang memenuhi syarat sebagaimana kriteria atau karakteristik item tes yang baik. Karakteristik item yang dimaksud adalah tingkat kesulitan atau kesukaran, daya pembeda, dan efektivitas pengecoh.
1. Tingkat Kesulitan atau Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Tingkat kesukaran dinyatakan dalam indeks kesukaran (dificulty index), yaitu angka yang menunjukkan proporsi siswa yang menjawab benar soal tersebut. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dan hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu.
Dalam hal ini, item yang baik adalah item yang tingkat kesukarannya dapat diketahui,  tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Sebab, tingkat kesukaran item itu memiliki korelasi dengan daya pembeda. Bilamana item memiliki tingkat kesukaran yang maksimal, maka daya pembedanya akan rendah, demikian pula bila item itu terlalu mudah maka tidak akan memiliki daya pembeda.
Oleh karena itu, sebaiknya tingkat kesukaran soal itu dipertahankan dalam batas yang mampu memberikan daya pembeda. Namun, jika terdapat tujuan khusus dalam penyusunan tes, maka tingkat kesukaran itu bisa dipertimbangkan.  Misalnya, tingkat kesukaran item untuk tes sumatif berbeda dengan tingkat kesukaran pada tes diagnostik.

3. Analisis pengecoh (Efektifitas Distraktor )
Instrumen evaluasi yang berbentuk tes dan objektif, selain harus memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan terdahulu, harus mempunyai distraktor yang efektif. Yang disebut dengan distraktor atau pengecoh adalah opsi-opsi yang bukan merupakan kunci jawaban (jawaban benar).
Butir soal yang baik pengecohnya akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya, butir soal yang kurang baik, pengecohnya akan dipilih secara tidak merata. Pengecoh dianggap baik bila jumlah peserta didik yang memilih pengecoh itu sama atau mendekati jumlah ideal.

Manfaat Kegiatan Menganalisis Butir Soal
Berdasarkan pendapat yang diungkapkan oleh Anastasia dan Urbina (1997) dalam Suprananto (2012), analisis butir soal memiliki banyak manfaat, diantaranya yakni:
1.         Membantu pengguna tes dalam mengevaluasi kualitas tes yang digunakan,
2.         relevan bagi penyusunan tes informal seperti tes yang disiapkan guru untuk siswa dikelas,
3.         mendukung penulisan butir soal yang efektif,
4.         secara materi dapat memperbaiki tes di kelas,
5.         meningkatkan validitas soal dan reliabilitas.

Linn dan Gronlund (1995) dalam Suprananto (2012: 163), menambahkan bahwa pelaksanaan kegiatan analisis butir soal, biasanya didesain untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1.         Apakah fungsi soal sudah tepat?
2.         Apakah soal telah memiliki tingkat kesukaran yang tepat?
3.         Apakah soal bebas dari hal-hal yang tidak relevan?
4.         Apakah pilihan jawabannya efektif?

Selain itu, data hasil analisis butir soal juga sangat bermanfaat sebagai dasar untuk:
1.      Diskusi tentang efisien hasil tes,
2.      kerja remedial
3.      peningkatan secara umum pembelajaran di kelas,
4.      peningkatan keterampilan pada kontruksi tes.

Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa analisis butir soal memberikan manfaat:
1.         Menentukan soal-soal yang cacat atau tidak berfungsi dengan baik,
2.         meningkatkan butir soal melalui tiga komponen analisis yaitu, tingkat kesukaran, daya pembeda dan pengecoh soal,
3.         merevisi soal yang tidak relevan degan materi yang diajarkan, ditandai dengan banyaknya anak yang tidak dapat menjawab butir soal tertentu.


Sekedar model Analisis Butir Soal,  untuk melihat silahkan ---KLIK DI SINI---

=========================================================


Untuk Cek NISN, NPSN, NUPTK dan NUKS -klik pada gambar di bawah ...


Apabila ada yang salah "Mohon Maaf" mudah-mudahan berkenan mengoreksinya ...


Baca Juga Artikel Penting ...

No comments:

Tetap Jaga Protokol Kesehatan