Tahapan Penulisan dan Jenis Kegiatan untuk Best Practice Pengawas Sekolah
Oleh : Uju Gunawan, S.Pd. M.Pd.
Penulisan best pratice atau pengalaman terbaik pengawas sekolah dilaksanakan secara sistematis melalui pendekatan ilmiah, dilandasi suatu teori yang relevan dengan masalah pendidikan dan pengawasan yang telah ada sebelumnya. Selain itu, juga memerlukan ilmu pengetahuan dan seni pengawasan sebagai landasannya agar diperoleh metode yang inovatif dan kreatif. Dibutuhkan data yang mendukung dalam penyusunan laporan best practice. Data yang dilampirkan nyata dialami pengawas sekolah selama mengatasi permasalahan, meningkatkan mutu pendidikan dan/atau mengembangkan pengawasan. Penyusunan laporan best practice melalui tahapan-tahapan tertentu. Agar laporan kegiatan pengawasan dapat dikategorikan best practice, jika pengawas sekolah melakukan tahapan-tahapan berikut.
(1) Lakukan evaluasi diri tentang cara dan strategi yang selama ini telah dilaksanakan dalam hal kepengawasan.
(2) Lakukan evaluasi terhadap output dan outcome (dampak).
(3) Tuliskan kesenjangan yang ditemui antara teori atau regulasi/teori/konsep dengan pelaksanaan dan/atau hasil pengawasan sekolah sehingga akan muncul ide dan motivasi untuk mengatasi kesenjangan tersebut demi memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pengawasan, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan secara keseluruhan.
(4) Susun dalam bentuk laporan best practice pengawas sekolah sesuai persyaratan sebuah publikasi ilmiah.
Laporan best practice tidak sama dengan laporan kegiatan pengawasan, walaupun kegiatan yang diangkat dalam laporan best practice berasal dari salah satu kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode atau teknik tertentu sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan secara keseluruhan. Selama satu tahun dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, pengawas sekolah perlu mengkaji dan mengevaluasi setiap kegiatan yang sudah dilakukan. Dari kajian setiap kegiatan yang sudah dilakukan pengawas sekolah diperhatikan hasil (outstanding) mana yang luar biasa. Hasil yang luar biasa dalam peningkatan mutu pendidikan atau kegiatan pengawasan ini merupakan bahan dalam menyusun laporan best practice.
Jenis kegiatan pengawas sekolah yang dapat dijadikan sebagai bahan best practice, antara lain:
(a) menyusun program pengawasan;
(b) melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah;
(c) memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan;
(d) melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah;
(e) melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan;
(f) mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota atau provinsi;
(g) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah di KKG/MGMP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya;
(h) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah;
(i) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen;
(j) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah;
(k) membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam melaksanakan tugas pokok; dan
(l) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan.
Sepertinya banyak bahan bagi pengawas sekolah untuk menyusun laporan best practice jika mencermati macam-macam kegiatan pengawasan di atas,karena pada dasarnya kegiatan tersebut sudah dilakukan oleh pengawas sekolah selama melakukan tugas dan fungsi sebagai pengawas sekolah.
Oleh : Uju Gunawan, S.Pd. M.Pd.
Penulisan best pratice atau pengalaman terbaik pengawas sekolah dilaksanakan secara sistematis melalui pendekatan ilmiah, dilandasi suatu teori yang relevan dengan masalah pendidikan dan pengawasan yang telah ada sebelumnya. Selain itu, juga memerlukan ilmu pengetahuan dan seni pengawasan sebagai landasannya agar diperoleh metode yang inovatif dan kreatif. Dibutuhkan data yang mendukung dalam penyusunan laporan best practice. Data yang dilampirkan nyata dialami pengawas sekolah selama mengatasi permasalahan, meningkatkan mutu pendidikan dan/atau mengembangkan pengawasan. Penyusunan laporan best practice melalui tahapan-tahapan tertentu. Agar laporan kegiatan pengawasan dapat dikategorikan best practice, jika pengawas sekolah melakukan tahapan-tahapan berikut.
(1) Lakukan evaluasi diri tentang cara dan strategi yang selama ini telah dilaksanakan dalam hal kepengawasan.
(2) Lakukan evaluasi terhadap output dan outcome (dampak).
(3) Tuliskan kesenjangan yang ditemui antara teori atau regulasi/teori/konsep dengan pelaksanaan dan/atau hasil pengawasan sekolah sehingga akan muncul ide dan motivasi untuk mengatasi kesenjangan tersebut demi memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pengawasan, sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan secara keseluruhan.
(4) Susun dalam bentuk laporan best practice pengawas sekolah sesuai persyaratan sebuah publikasi ilmiah.
Laporan best practice tidak sama dengan laporan kegiatan pengawasan, walaupun kegiatan yang diangkat dalam laporan best practice berasal dari salah satu kegiatan pengawasan dengan menggunakan metode atau teknik tertentu sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan secara keseluruhan. Selama satu tahun dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, pengawas sekolah perlu mengkaji dan mengevaluasi setiap kegiatan yang sudah dilakukan. Dari kajian setiap kegiatan yang sudah dilakukan pengawas sekolah diperhatikan hasil (outstanding) mana yang luar biasa. Hasil yang luar biasa dalam peningkatan mutu pendidikan atau kegiatan pengawasan ini merupakan bahan dalam menyusun laporan best practice.
Jenis kegiatan pengawas sekolah yang dapat dijadikan sebagai bahan best practice, antara lain:
(a) menyusun program pengawasan;
(b) melaksanakan pembinaan guru dan kepala sekolah;
(c) memantau pelaksanaan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan;
(d) melaksanakan penilaian kinerja guru dan kepala sekolah;
(e) melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah binaan;
(f) mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota atau provinsi;
(g) menyusun program pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah di KKG/MGMP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya;
(h) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah;
(i) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan kepala sekolah dalam menyusun program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi dan manajemen;
(j) mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah;
(k) membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam melaksanakan tugas pokok; dan
(l) melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional guru dan kepala sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan.
Sepertinya banyak bahan bagi pengawas sekolah untuk menyusun laporan best practice jika mencermati macam-macam kegiatan pengawasan di atas,karena pada dasarnya kegiatan tersebut sudah dilakukan oleh pengawas sekolah selama melakukan tugas dan fungsi sebagai pengawas sekolah.
No comments:
Post a Comment