torototheong

Media Berbagi Semoga ada Manfaatnya ...

Breaking

Friday, 31 May 2019

Keterkaitan Supervisi dengan Karakteristik Perilaku Guru


Keterkaitan Supervisi dengan Karakteristik Perilaku Guru.
Oleh: Uju Gunawan, S.Pd. M.Pd.

Berdasarkan cara pengawas sekolah bersama guru melakukan perbaikan dan siapa yang mempunyai peran yang lebih dominan di antara keduanya, maka dibedakan tiga macam pendekatan, yaitu direktif, kolaboratif dan non-direktif.
1. Pendekatan Direktif: Tanggung jawab lebih banyak pada pengawas sekolah.
2. Pendekatan Kolaboratif: Tanggung Jawab terbagi relatif sama antara pengawas dan guru.
3. Pendekatan Non-Direktif: Tanggung jawab lebih banyak
pada guru.
Ketepatan penggunaan pendekatan dalam melaksanakan supervisi akademik sangat tergantung pada kemampuan pengawas mengenal karakteristik perilaku guru. Dalam hal ini, pengawas harus dapat menghargai perbedaan karakteristik perilaku guru dan tetap dapat bersifat adil dalam pembinaan dan pelaksanaan supervisi.
Keterkaitan supervisi dengan karakteristik guru dilakukan dengan menggunakan variabel pengembangan, yaitu: tingkat kompetensi/berpikir abstrak dengan tingkat komitmen guru dalam melaksanakan tugas. Melalui penggunaan variabel pengembangan itu pengawas sekolah dapat mengadakan klasifikasi guru-guru yang ada. Pengukuran dapat dilaksanakan dengan menggunakan sebuah paradigma/model dengan menggambarkan persilangan dua garis, yaitu garis tingkat kompetensi/berpikir abstrak secara vertikal, yang bergerak dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi, dan garis komitmen yang secara horisontal bergerak dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Atas dasar itu maka dapat dikategorikan empat sisi (kuadran) dan empat prototipe guru:
a. Kuadran I (Guru Professional)
Guru yang profesional memiliki tingkat kompetensi/abstraksi yang tinggi dan tingkat komitmen yang tinggi. Ia benar-benar profesional melalui peningkatan kemampuan yang terus menerus. Orang yang profesional selalu punya kemampuan untuk mengembangkan dirinya terus menerus. Ia tidak hanya mampu mencetuskan ideide, aktivitas maupun sarana penunjang tetapi ia juga terlihat secara aktif dalam melaksanakan suatu rencana sampai selesai. Ia adalah seorang pemikir dan sekaligus pelaksana.
b. Kuadran II (Guru Analytical Observer)
Guru Analytical Observer memiliki tingkat kompetensi/abstraksi tinggi tetapi tingkat komitmen rendah. Ia pandai, sangat suka mengkritik, mempunyai kemampuan bicara yang tinggi, selalu mencetuskan ide-ide yang besar tentang apa yang bisa dikerjakan di kelas atau secara keseluruhan di sekolah. Ia bisa mengajukan ide atau rencana-rencana besar secara gamblang dan memikirkan langkah-langkah pelaksanaannya demi tercapainya program itu. Ide-idenya tak pernah/jarang terwujud. Ia tahu apa yang harus ia kerjakan tetapi tidak bersedia mengorbankan waktu, energi dan perhatian khusus untuk melaksanakannya.
c. Kuadran III (Guru Drop-Out)
Guru Drop-Out mempunyai tingkat kompetensi/abstraksi dan tingkat komitmen yang rendah. Ia termasuk guru yang kurang bermutu. Guru seperti ini memiliki beberapa ciri-ciri, yaitu: hanya melakukan tugas rutin tanpa tanggung jawab, perhatiannya hanya sekedar untuk mempertahankan pekerjaannya, memiliki sedikit sekali inovasi untuk memikirkan perubahan apa yang perlu dibuat dan puas dengan melakukan tugas rutin yang dilakukan dari hari kehari.
d. Kuadran IV (Guru Unfocused Worker)
Guru Unfocused Worker memiliki tingkat kompetensi/abstraksi yang rendah, tetapi tingkat komitmennya tinggi. Ia terlalu sibuk, sangat energik, antusias dan penuh kemauan. Ia berkeinginan untuk menjadi guru yang lebih baik dan membuat situasi kelas lebih menarik sesuai dengan keadaan peserta didiknya. Ia bekerja sangat keras dan biasanya meninggalkan sekolah penuh dengan pekerjaan yang akan dibuat di rumah. Sayangnya tujuan-tujuan yang baik tersebut terhalang oleh kurangnya kemampuan untuk menyelesaikan persoalan dan jarang sekali melaksanakan segala sesuatu secara realistis.
Kategori guru sesuai dengan karakteristiknya ditunjukan pada gambar di bawah ini.
*) dari berbagai sumber.

No comments:

Tetap Jaga Protokol Kesehatan