torototheong

Media Berbagi Semoga ada Manfaatnya ...

Breaking

Monday, 6 September 2010

Tentang Celoteh Stephen Hawking



Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Fattah Wibisono mendesak para ilmuwan muslim menguji teori fisikawan Stephen Hawking yang menyatakan Tuhan bukan pencipta alam semesta.

“Para ilmuwan muslim dituntut mengkaji secara filosofis teori Stephen Hawking itu,” ujar Fattah ketika dihubungi, Senin (6/9). “Saya kira seharusnya para fisikawan ITB (Institut Teknologi Bandung), Unpad (Universitas Padjajaran), UI (Universitas Indonesia) dan sebagainya melakukan itu.”

Dalam buku terakhirnya bertajuk The Grand Design, Stephen Hawking merasa yakin keberadaan manusia dan alam semesta bukan hasil ciptaan Tuhan, melainkan muncul dengan sendirinya. Sebab ada hukum gravitasi, alam semesta bisa menciptakan dirinya sendiri.

Menurut Fattah, teori yang diungkapkan Hawking tidak akan mempengaruhi umat Islam. Karena, Islam memiliki keyakinan Allah SWT adalah pencipta alam semesta.

Fattah mengatakan dalam Islam dikenal tiga kebenaran. Pertama, kebenaran keyakinan atau kebenaran yang sejalan dengan wahyu. Kedua, kebenaran rasio atau kebenaran sesuai dengan rasio. Dan ketiga adalah kebenaran empirik atau kebenaran sesuai dengan pengalaman.

Namun, kata Fattah, kebenaran empirik akan gugur jika bertentangan dengan kebenaran keyakinan. “Sebagai umat Islam, kita harus mempecayai itu,” kata Fattah.


Tuhan tidak menciptakan alam semesta. Begitulah kata ilmuwan terkenal Stephen Hawking dalam buku terbarunya yang bertajuk “The Grand Design”.

Buku ini ditulis oleh ahli fisika teoritis itu asal Inggris itu bersama ahli fisika dari Amerika Serikat, Leonard Mlodinow. Pekan depan buku ini mulai beredar di pasar.

Dalam bukunya Hawking mengatakan, dengan adanya sebuah hukum seperti gravitasi, alam semesta ini dapat dan mampu menciptakan dirinya sendiri dari ketiadaan. “Penciptaan yang spontan adalah alasan adanya sesuatu, itulah mengapa alam semesta ada dan kita ada,” kata Hawking dalam bukunya.

Menurut Hawking, tak perlu meminta Tuhan untuk menyinari bumi dan menjalankan alam semesta. Pernyataan ini jauh berbeda dengan isi buku sebelumnya, “A Brief History of Time” yang melambungkan namanya.

Di buku sebelumnya itu, Hawking masih mengakui peran Tuhan di balik semua hukum fisika yang ada di alam semesta ini. Namun di buku teranyar ini, Hawking yang kini berbicara dengan pensintesa suara berbasis komputer, menulis bahwa segala sesuatu terjadi dengan sendirinya.

Hawking menulis, penemuan sebuah planet yang mengorbitkan bintang pada 1992 adalah bukti tak terbantahkan atas teorinya. Penemuan itu, kata dia, telah meruntuhkan pandangan sang bapak fisika Isaac Newton yang mengatakan bahwa alam semesta tak bangkit dari chaos (Big Bang) melainkan diciptakan oleh Tuhan.

“Itu menyebabkan kondisi yang terjadi secara kebetulan pada planet kita. Matahari dan kombinasi antara jarak matahari-bumi dan massa cahaya, adalah bukti yang lemah untuk menyatakan bahwa bumi didesain untuk menyenangkan manusia,” kata Hawking.


TEMPO Interaktif, Jakarta -

No comments:

Tetap Jaga Protokol Kesehatan