torototheong

Media Berbagi Semoga ada Manfaatnya ...

Breaking

Monday, 22 April 2013

Bad Condition Sebuah Koperasi

“Bad Condition” Sebuah Koperasi Oleh : Uju Gunawan, S.Pd. M.Pd. Kondisi yang baik untuk sebuah koperasi tentu harus di mulai dari kondisi yang baik dari segenap anggotanya, tidaklah mungkin sebuah koperasi menjadi baik ketika para anggotanya dalam kondisi yang tidak baik. Salah satu kondisi tidak baik seorang anggota koperasi adalah ketika anggota tersebut piutangnya over kapasitas dan dia dalam posisi kesulitan untuk kembali menyeimbangkan pola dan irama kehidupannya. Yang jadi persoalan ketika “maind set” sebagian anggota tidak dalam porsi yang seharusnya, mestinya segenap anggota koperasi tahu, menyadari dan turut mengondisikan agar pengurus koperasi benar-benar menjalankan tugasnya yakni melaksanakan segala keputusan Rapat Anggota, menjalankan segala rencana kerja dengan penuh kesungguhan dan yang paling penting menjaga ketegakan pelaksanaan AD/ART, sedang yang terjadi biasanya tidak seperti itu, sebagian kecil (kalau tidak sebagian besar) anggota justru merasa senang dan merasa beruntung ketika mendapatkan pengurus yang mudah memberikan pinjaman kapan saja disaat dia memerlukan berapapun dan dimanapun. Keadaan seperti di atas bisa dipahami sebab siapa yang tidak senang jika disaat kita memerlukan lantas ada yang memberikan bantuan, namun dalam hal berkoprasi mestinya tentu tidak seperti itu. Benar memang kita berkoprasi tentu saja dengan harapan meningkatkan kesejahtraan, namun mungkin pula ada salah kaprah tentang memaknai kesejahtraan dimana diartikan senatiasa adanya dewa penolong ketika setiap saat perlu bantuan ekonomi. Namun ketika semua kondisi diserahkan pemenuhannya pada koperasi plus ditambah pengurus yang memaknai pemberian pinjaman dari kaca mata uang pribadi yang tentu saja lebih baik selalu memenuhi kebutuhan siapapun yang memohon maka yang terjadi adalah malapetaka. Mestinya yang menjadi ukuran bukan derajat kebutuhan ( walau mungkin ada dispensasi untuk emergency—dan itupun perlu ditetapkan jelas sesuatu dianggap emergency) namun ukurannya adalah AD/ART dan keputusan Rapat Anggota. Pengurus tak perlu merasa bersalah untuk tidak memenuhi permohonan anggota yang keluar dari AD/ART sebab tugas pengurus memang menegakan AD/ART bukan sama sekali untuk memenuhi segala/semua permohonan anggota (termasuk dirinya). Lantas bagaimana ketika keadaan sudah terlanjur “bad condition” .. disinilah jadi buah simalakama ... ditolong celaka tidak ditolong celaka pula ... lebih celaka lagi tidak ada kesadaran bahwa kondisi seperti ini adalah hasil dari tingkah dan kontribusi (para pengurus + anggota bersangkutan) selama ini meninabobokannya sehingga dia terlelap tidur dan kini terbangun ketika sudah menggantung di jurang ... yang dalam hitungan detik mungkin segera jatuh jika tidak diberi makan minum .. lantas jika diberi makan minum maka berat badanya bertambah maka potensi jatuhnya semakin mengintai pula ... tak ada secercah solusipun yang tampak apalagi hanya dengan berpikir untuk tutup lobang gali lobang ...kecuali yakinkan yang bersangkutan dan segenap keluarganya segera tuntaskan dan terlepas dari lilitan persoalan ini dengan aset yang ada, yah aset yang ada sudah bukan waktunya bolak-balik memikirkannya kecuali angka semakin melesat bertambah dan memanjang sehingga kalkulator “hang”. Ketika muncul situasi seperti ini bagi koperasi sendiri mestinya segera data anggota yang “bad condition” fokuskan semua pikiran dari semua elemen untuk memberi kondisi “bijak(?)” . sebab fakta sudah tidak tepat untuk dicaci atau dihindari – ini dilahirkan dari rahim kita sendiri tentu saja hasil aktivitas kita sendiri (jaman siapapun itu) maka mau tidak mau harus dihadapi dan dikondisikan maksimal mengarah pada upaya penuntasan minimal seperti yang terurai di atas. Dan kepada segenap anggota koperasi apapun dan dimanapun yang sejauh ini masih baik-baik saja dengan tanpa maksud membeda-bedakan perlakuan mulailah detik ini segenap pengurus dan segenap anggota tidak lagi beraktivitas dan tidak lagi melakukan penetrasi yang sekiranya akan melahirkan “bad condition”. Hentikan!!! ... ini memang tentu saja tidak mengenakan ... tidak nikmat seperti kopi yang selama ini diminum, sebab ini obat jika memang kedepan ingin benar-benar sehat. Untuk menjadi sehat Jangan lagi berpikir bahwa menjadi keharusan segenap kebutuhan terpenuhi oleh koperasi Untuk menjadi sehat Jangan lagi selalu berpikir tentang hasil/SHU harus semakin besar SHU besar tidak selamanya berkorelasi positif dengan sehatnya koperasi Sebab diantaranya dari dua poin kehendak itulah kita memporsis kekuatan dan tenaga agar mesin ini gas dan digenjot habis-habisan diluar izin resmi pabrik (diluar AD/ART) , maka dalam jangka panjang mesin ini bisa jebol berantakan. RK dan RAPB adalah target logis (jika memang dipikirkan matang secara logis) dan jangan sekali-kali ada pikiran jika mendapatkan keuntungan jauh lebih besar dari pada itu maka itu lebih baik. Itu mungkin gejala kesalahan apalagi jika dirasa jelas sudah dimulai dari “input perlakuan” yang salah. Karburator standar diubah .. memang tarikan lebih terasa, daya tempuh dalam kurun waktu tertentu lebih jauh, tapi sampai kapan “spek” yang diubah ini akan bertahan? Kehancuranya akan relatif lebih cepat dan mungkin teramat cepat dibanding dengan yang diperlakukan secara standar. Maka mulailah pelajari spek/AD/ART, penuhi jadwal servis berkala, penuhi segala bentuk pasal-pasal keharusan dan hindari pasal-pasal larangan yang telah ditetapkan pabrik ( RAT) jangan mengubah alur metabolisme input bahan bakar dan output power, jangan merasa baik dengan daya tempuh yang melebihi yang dianjurkan ... berjalan standar saja, dengan kecepatan yang disepakati, dengan peningkatan daya tempuh yang wajar. Agar kendaraan/koperasi kita berjalan mulus dan sehat. Bagi semua anggota diharapkan bersemi rasa tenang bahwa diujung persimpangan jalan sana andai saja kita terjebak dan memerlukan bantuan pinansial segera ada koperasi yang siap membantu. Dan rasa tenang itu simpan baik-baik jangan diusik dan digerogoti apalagi dihabiskan peluanganya. Amankan baik-baik hanya untuk sesuatu yang sangat penting dan darurat saja (kalau mungkin). Berupayalah justru dengan menambah simpanan walaupun sedikit demi sedikit agar kita tetap dalam kondisi tenang. Semoga. Uju Gunawan, S.Pd. M.Pd. Kepala SDN 4 Bojongmengger Kec. Cijeungjing, Pengurus Koperasi INSAP Bojong AGP-JB-085

No comments:

Tetap Jaga Protokol Kesehatan