torototheong

Media Berbagi Semoga ada Manfaatnya ...

Breaking

Monday 5 September 2016

Alternatif Cara Belajar Yang Efektif

Alternatif Cara Belajar Yang Efektif Oleh ; Uju Gunawan, S.Pd. M.Pd.*) Banyak cara dan metode yang bisa diterapkan agar belajar kita menjadi lebih efektif. Kefektifan dari sekian cara dan metode banyak dipengaruhi karakter individu masing-masing. Kenyamanan dan kesenangan atau bahkan kesungguhan dan komitmen yang dibentuk itulah yang lebih mengantarkan individu kepada situasi zona keefektifan. Salah satu cara belajar yang potensi efektifitasnya tinggi bisa dengan IR5 (Intention, Read, Record, Review, Repeat dan Refreshing). Lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Intention (Niat) Dalam islam niat menurut istilah syar’i adalah bermaksud kepada sesuatu yang disertai perbuatan. Jika bermaksud kepada sesuatu tetapi tidak disertai perbuatan maka ini dinamakan azzam. Imam Nawawi menjelaskan bahwa sabda Rasulullah shalallahu wa ‘alaihi wa sallam Setiap amalan tergantung niatnya. Dari Amirul Mu’minin Abu Hafs ‘Umar ibnu Al-Khathab radhiyalallahu ta’ala ’anhu berkata: “Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya… (HR. Bukhari dan Muslim) Jadi dalam hal ini, niatkan belajar dengan penuh kesungguhan, komitmen yang tinggi semata mengharap kebaikan dan ridho Allah SWT. 2. Read (Membaca) Membaca menjadi kekuatan seseorang individu, malah sesuatu bangsa dan kekuatan sebuah negara. Dikatakan bahwa betapa kuat pun sistem keamanan atau sistem ekonomi sebuah negara, pasti akan tumbang juga akhirnya jika tidak didasari oleh ketinggian ilmu pengetahuan. Tahapan awal, sudah tentu ilmu pengetahuan diperoleh melalui proses membaca. Dari “Wawasan Qur’an” karangan Quraish Syihab, makna kata “Iqra” terambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca teks tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena Al-Qur’an menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut ‘bismi Rabbik’, dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Di tingkatan pendidkan sekolah, telah terbukti bahwa aktivitas dan kebiasaan membaca di kalangan pelajar telah melahirkan individu yang berprestasi dalam berbagai aspek. Prestasi mereka tidak hanya pada bidang akademik saja, tetapi berperan langsung terhadap keterampilan dan kepribadiannya. Dan bagi sekolah yang telah membiasakan anak didiknya membaca ikut meningkat prestasinya 3. Record (rekam) Merekam di sini adalah menyimpan secara rapi dalam memori otak kita segala sesuatu yang telah kita rasa, lihat, dan dengar. Banyak ragam untuk merekamnya diantaranya adalah daya ingat bisa dilatih dengan membiasakan diri untuk menulis. Hal ini mungkin sudah sering perbincangkan. Ketika anda dulu di bangku sekolah, anda selalu diminta mencatat apa yang diterangkan oleh Bapak dan Ibu Guru. Tujuannya tentu saja agar anda bisa mengulang lagi apa yang diajarkan pada hari itu, dan agar anda mampu mengingat kembali pelajaran tersebut. Meskipun menulis dapat membantu melatih ingatan kita, namun nyatanya masih banyak dari kita yang menulis justru dengan tujuan untuk melupakannya. Maksudnya begini, ketika anda mendengarkan pelajaran/kuliah/seminar atau informasi apapun yang menurut anda penting untuk diingat, anda akan mencatat informasi tersebut dengan harapan bahwa anda tidak perlu lagi mengingat informasi yang baru saja anda dengar. Jika yang terjadi adalah seperti yang disebutkan diatas, maka manfaat dari menulis menjadi tidak ada lagi. Justru sebaliknya, kegiatan menulis tersebut menjadi musuh baru bagi ingatan anda. Mulailah dengan menulis hal-hal kecil di sekitar anda. Mulailah untuk menulis diary atau semacamnya untuk mengetahui seberapa besar ingatan anda terhadap apa yang anda alami seharian ini. Jangan sepelekan efek dari menulis. Meskipun ini salah satu teknik paling sederhana, manfaat yang akan anda dapatkan bisa menjadi sangat luar biasa. 4. Review (ulasan) Dari words definition artikata.com didapatkan mengulas berarti memberikan penjelasan dan komentar, menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat), mempelajari (menyelidiki) sedangkan ulasan adalah kupasan, tafsiran atau komentar. Untuk itu kita harus senantiasa mencoba memberikan respon terhadap bahan ajar/materi/informasi yang sedang dihadapi, baik berupa ungkapan persamaan persepsi, perbedaan dari sisi-sisi terkecil, atau bahkan perbedaan mendasar di samping pertanyaan petanyaan ringan yang memperjelas pemahaman. Jika hal tersebut menjadi kebiasaan maka tentu saja upaya maksimal untuk menangkap pesan pembelajaran dalam otak kita senantiasa bereaksi optimal. 5. Repeat (mengulang-ulang) Salah satu ciri lembaga pendidikan unggul adalah adanya perhatian pada sisi hafalan, praktek mengajar sebagai penunjang hafalan dan pengembangan dari ilmu yang pernah di dapat, proses belajarnya dilakukan secara bertahap dan dalam waktu yang cukup dan memadai, metode yang dipakai harus dengan cara pengulangan secara terus menerus metode pengajarannya membekas dalam diri pelajar, perhatian terhadap pendidikan ruhaniyah, fikriyah, jismiyah, nafsiyah. Banyak orang mengira bahwa mengulang dan menghafal pelajaran akan membuat otak tidak berkembang dan tumpul, karena tidak dilatih untuk berpikir. Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena sejarah membuktikan bahwa hafalan dan pengulangan ternyata mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa. Hal ini telah diakui para ahli, sebut saja Negara Jepang yang terkenal dengan kemajuan teknologinya. Orang-orang besar mereka di dalam mendidik anak buahnya ternyata menggunakan teori pengulangan dan hafalan. Teori pengulangan tersebut dikenal dengan teori ( Repetitive Magic Power ) yang berarti kekuatan ajaib dalam pengulangan. Di Jepang pola ini diterapkan, di mana para instruktur mewajibkan para siswa eksekutifnya untuk mengucapkan kalimat ‘ saya juara “ seratus kali dalam sehari selama masa latihan. Dan ini dimaksudkan untuk menjaga energi agar tidak hilang. William James, seorang ahli psikologi Amerika mengatakan bahwa apa saja yang anda lakukan 45 kali berturut-turut, maka akan menjadi kebiasaan. Menurut Doug Hooper Angka 45 tersebut sangatlah logis. Begitu juga para guru dari Timur telah menjelaskan kebiasaan dengan cara sbb : Kesinambungan suatu pemikiran atau tindakan dalam suatu jangka waktu akan menyebabkan terbentuknya sebuah alur, atau saluran di dalam otak. Menurut teori belajar Herbart ( 1776-1841 ), inti belajar, di samping pemberian tanggapan yang jelas, ialah pengulangan yang bertujuan untuk memasukkan sesering mungkin ke dalam kesadaran. Dalam suatu hadits disebutkan : Diriwayatkan dari Anas ra, bahwasanya Rosulullah saw jika berbicara suatu masalah diulanginya sampai tiga kali, agar bisa dipahami. “ ( HR Bukhari, no : 95 ) 6. Refreshing (penyegaran kembali) Setelah aktivitas membaca, menulis, mengulas, mengulang-ulang maka perlu otak kita, jasmani dan rohani kita di refresh (disegarkan) kembali sehingga terasa nyaman dan ringan, sehat dan terasa baru. Anjuran dari ahli komputer, sesering mungkin saat kita bekerja kita meng-klik refresh agar komputer kita lancar di ajak bekerja karena selalu dalam keadaan ‘segar’ walaupun panas. Jasmani kita akan lelah kalau tidak istirahat sehingga memerlukan ‘refreshing’ atau penyegaran kembali dengan istirahat atau aktivitas ringan yang menyenangkan. Demikian juga rohani kita perlu penyegaran minimal sebanyak 5 kali dalam sehari melalui shalat dan bisa lebih dari itu melalui ibadah lain dengan catatan semuanya ikhlas kita lakukan. “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H, Mohon maaf lahir dan batin” *) Pengawas Sekolah Madya di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis --

No comments:

Tetap Jaga Protokol Kesehatan